Kamiakan menyebutkan daftar situs terkemuka yang banyak digunakan untuk monitoring pergerakan kapal yang hampir akurat. Pelacak kapal ini tidak hanya menyediakan lokasi kapal, tetapi juga rincian teknis dan non-teknis, rute yang ditentukan, dan bahkan kita dapat mengunggah foto kapal tersebut. 1. MarineTraffic. Antaralain RADAR, ECDIS, GPS, dan lainnya,Radar sendiri merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging yang fungsinya untuk mendeteksi keberadaan benda serta mengukur jarak kapal dengan suatu benda, dan ECDIS adalah "Electronic Chart Display and Information System" adalah suatu alat yang fungsi dan systemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan yang kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada,sehingga dapat diterima dan dianggap memenuhi persyaratan yang Kecerdasanbuatan terbukti 92 persen efektif mengidentifikasi bangkal kapal dan citra yang diambil di atas maupun di bawah air. "Setelah lokasi potensial ditemukan, kendaraan otonom modern dapat membantu peneliti menemukan dan mendokumentasikan bangkai kapal," tulis Blakemore. Para peneliti bisa menggunakan kapal selam air robot yang bisa Kapallaut yang modern akan dilengkapi alat navigasi kapal seperti marine radar. Fungsinya untuk mendeteksi kondisi awan, cuaca, dan keberadaan kapal lain yang ada di depannya. Supaya selama pelayaran berlangsung kapal dapat terhindari dari kondisi berbahaya. Sangat penting bagi awak kapal atau nahkoda mengetahui ilmu kartografi. Ada EmpatTeknologi untuk Melacak Jejak di Dasar Laut. Operasi SAR jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 memasuki hari kesembilan, tetapi upaya evakuasi masih terkendala cuaca. Bukan hanya jalan menemukan keberadaan para penumpang yang sebagian besar belum ditemukan, menemukan potongan besar pesawat, termasuk kotak hitam, juga masih menjadi tantangan 8jMBF. › Kantor SAR Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut yang diduga tenggelam di perairan Bangka. Tiga kru kapal juga hilang. Kapal ini hilang kontak sejak seminggu lalu. HUMAS KANTOR SAR PANGKAL PINANG Petugas Kantor SAR Pangkal Pinang disiagakan untuk mencari KM Surya Hasil Laut, Selasa 4/8/2020. Kapal tersebut hilang di perairan Bangka, Provinsi Bangka Belitung, saat bertolak dari Sambas, Kalimantan BALAM, KOMPAS — Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut. Kapal yang diduga tenggelam di perairan Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, itu membawa tiga awak. Proses pencarian akan berlangsung hingga tujuh hari ke Syamsuddin dari Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang, Selasa 4/8/2020, mengatakan, proses pencarian sudah memasuki hari kedua. Petugas dibantu nelayan setempat terus menyusuri area yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal. Kapal KN SAR Karna 246 Bangka Belitung pun sudah dikerahkan ke area pencarian untuk mencari petunjuk baru. Ahmad menuturkan, KM Surya Hasil Laut berangkat dari Pelabuhan Tebas Kuala, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu 15/7. Kapal bermuatan jeruk itu bertujuan Pelabuhan Pangkal Balam, Kota Pangkal Pinang. Kapal berkapasitas 10 gros ton GT ini dioperasikan tiga awak, yakni Irwan nakhoda, Bayu, dan Boncong.”Kapal ini menurut rencana sandar di Pangkalan Balam pada Selasa 28/7, tetapi hingga saat ini kapal tersebut tidak kunjung sandar,” ucap terakhir antara pemilik kapal dan awak kapal terjadi pada Minggu 26/7. Dari kontak tersebut, diketahui posisi terakhir kapal berada sekitar 30 mil laut 55,6 kilometer di sebelah barat Pulau Pengiki. Hilangnya KM Surya Hasil Laut pun dilaporkan kepada Kantor SAR Pontianak pada 2 Agustus baru dilakukan setelah ada informasi dari kru Kapal Motor Bina Abadi yang telah sandar di Pontianak. Kru tersebut melihat adanya jeruk dan serpihan bagian kayu peti kemas penyimpanan jeruk, yang mengambang di lautan. ”Petunjuk itu diketahui pada Jumat 31/7, atau lima hari setelah KM Surya Hasil Laut hilang kontak,” ucap juga Kapal Pengangkut Bahan Bangunan Tenggelam di BelitungAhmad mengatakan, tim sudah memetakan sejumlah titik koordinat pencarian. ”Kami juga melibatkan para nelayan dan kapal yang beroperasi di area tersebut. Lokasi pencarian berada di jalur padat lalu lintas kapal,” belum mau menyimpulkan terkait penyebab tenggelamnya kapal. ”Saat ini, kami masih fokus pada upaya pencarian,” ucapnya. Namun, biasanya ada beberapa penyebab tenggelamnya kapal, seperti faktor cuaca buruk, kerusakan mesin, atau kesalahan manusia human error.KOMPAS/RHAMA PURNA JATI Sejumlah penumpang dari Pelabuhan Kalian, Muntok, Kepulauan Bangka Belitung, datang ke Pelabuhan Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumsel, Sabtu 25/6/2016.Proses pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan. Jika ditemukan ada petunjuk baru, waktu pencarian bisa saja ditambah. Namun, jika tidak ada, pencarian akan Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkal Pinang Kurniaji mengatakan, kondisi gelombang tinggi di Perairan Bangka memang sangat fluktuatif. Saat ini, ketinggian gelombang berkisar 1,75 meter-2 meter. Adapun kecepatan angin berkisar 7-38 kilometer per dia, karena jenis kapal nelayan ukurannya kecil, gelombang setinggi itu dapat membahayakan pelayaran. Untuk itu, dirinya berharap agar setiap nelayan, terutama yang menggunakan kapal kecil, juga Cuaca Buruk Pelayaran di Kolaka Ditutup EditorMohamad Final Daeng

melacak keberadaan kapal laut